Apakah yg dimaksud dengan Transfusi Darah dan apa tujuan sebenarnya dari transfusi darah itu,?
Transfusi Darah adalah suatu proses pekerjaan memindahkan darah dari orang yang sehat kepada orang yang sakit.
Tujuan utama dari transfusi darah ada dua macam
- Menambah jumlah darah yang beredar dalam badan orang sakit yang darahnya berkurang karena suat sebab misalnya Operasi,pendarahan waktu melahirkan,kecelakaan,dan lain-lain hingga darahnya berkurang
- Menambah kemampuan darah dalam badan orang sakit untuk membawa zat asam atau O2,misalnya untuk penyakit yang sel darah tidak berfungsi baik,sehingga sel darah merahnya cepat pecah dalam badannya sendiri dan kemampuan darahnya untuk mengolah zat asam itu menjadi brkurang
Dengan begitu transfusi darah tiada lain adalah suatu cara untuk membant pengobatan,dan transfusi darah tidak berdiri sendiri
next........
Sabtu, 17 Oktober 2015
Rabu, 01 April 2015
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pengertian Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap (complete blood
count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang dapat memberikan informasi
tentang sel-sel darah pada pasien. Pemeriksaan Hitung darah lengkap ini digunakan
sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, adanya
infeksi serta banyak penyakit lainnya.
Sel-sel yang beredar di dalam aliran darah
dapat dibagi menjadi tiga macam jenis, yaitu sel darah putih (leucosit), sel
darah merah (erytrosit) dan platelet (trombosit). Bila Tinggi atau rendahnya
hasil penghitungan mungkin menunjukkan adanya berbagai macam kelainan, jenis
penyakit atau status kesehatan pasien.
Pemeriksaan darah lengkap merupakan tes
penyaring terhadap :
1) Kelainan sel darah (anemia, leukemia)
2) Adanya infeksi (bakterial, virus)
3) Kelainan perdarahan.
Panel Pemeriksaan Darah Lengkap
Hitung darah lengkap terdiri dari beberapa
panel pemeriksaan, yaitu :
Hitung leukosit / white blood cell count
(WBC). Pemeriksaan Hitung leukosit adalah jumlah leukosit per milimeterkubik
atau mikroliter darah. (Baca Juga : Interpretasi Hasil Leukosit)
Hitung jenis leukosit / differential cell
count. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis
leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, masing-masing dengan fungsi tersendiri
dalam melindungi tubuh dari infeksi. Jenis dari Sel-sel tersebut adalah limfosit, monosit, neutrofil, eosinofil,
serta basofil.(Baca Juga : Interpretasi Hasil Sel Darah Merah)
Hitung erytrosit / red blood cell count (RBC)
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter
dalah.
Jumlah Kadar hemoglobin (Hb) Hemoglobin
merupakan protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dalam darah.
Kadar Hematokrit (Hct/Hmt) Hematokrit
merupakan persentase erytrosit dalam volume tertentu darah.
Mean corpuscular volume (MCV) adalah ukuran
atau volume rata-rata eritroit. MCV meningkat jika erytrosit lebih besar dari
biasanya (makrositik), Misalnya pada penderita anemia karena kekurangan vitamin
B12. Menurunnya kadar MCV ini jika erytrosit lebih kecil dari biasanya
(mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.
Mean corpuscular hemoglobin (MCH) adalah
jumlah rata-rata hemoglobin dalam erytrosit. Erytrosit yang lebih besar
(makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika pada
erytrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih
rendah.
Mean corpuscular hemoglobin concentration
(MCHC) adalah perhitungan rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam erytrosit.
MCHC menurun (hipokromia) dijumpai pada kondisi di mana hemoglobin abnormal
diencerkan di dalam erytrosit, seperti pada anemia dan kekurangan zat besi
dalam thalasemia. Adanya Peningkatan MCHC (hiperkromia) terdapat pada kondisi
di mana hemoglobin abnormal terkonsentrasi di dalam erytrosit, seperti pada
pasien yang mengalami luka bakar dan sferositosis bawaan.
Red cell distribution width (RDW) adalah
variasi ukuran erytrosit. Pada beberapa kasus anemia, seperti anemia
pernisiosa, variasi dalam ukuran erytrosit (anisositosis) bersama dengan
variasi dalam bentuk (poikilositosis) dapat menyebabkan peningkatan RDW.
Hitung trombosit / platelet count adalah jumlah trombosit/platelet per
milimeterkubik atau mikroliter darah.
Mean platelet volume (MPV) adalah ukuran
rata-rata trombosit dalam darah. Trombosit baru lebih besar, dan peningkatan
MPV terjadi ketika terjadi peningkatan jumlah platelet yang sedang diproduksi.
Sebaliknya adanya penurunan MPV merupakan indikasi penurunan jumlah trombosit
(trombositopenia).
Platelet distribution width (PDW) merupakan
indikasi variasi ukuran trombosit yang dapat menjadi tanda pelepasan platelet
aktif.
Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah
menggunakan mesin penghitung otomatis yang disebut hematology analyzer.
Pemeriksaan dengan menggunakan mesin penghitung otomatis dapat memberikan hasil
yang cepat. Akan tetapi analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang
abnormal, seperti banyak dijumpainya sel-sel yang belum matang pada leukemia,
adanya infeksi bakterial, sepsis dan lain sebagainya. Atau, ketika jumlah sel
sangat tinggi sehingga analyzer tidak dapat menghitungnya. Untuk keadaan
seperti ini, pemeriksaan manual sangat diperlukan.
Keuntungan dari penghitungan manual adalah
bahwa karena mesin penghitung otomatis tidak dapat diandalkan dalam menghitung
sel abnormal. Untuk itu diperlukan pemeriksaan manual terhadap apusan darah.
Dilakukan Pemeriksaan secara mikroskopik akan memberikan informasi mengenai
leukosit-leukosit yang abnormal dan variasi bentuk erytrosit. Pemeriksaan
manual juga dapat memberikan informasi mengenai adanya jenis sel lain yang
biasanya tidak dijumpai dalam darah tepi, misalnya pada sel plasma. Selain itu
adanya trombosit yang meng-gerombol (clumps) yang dapat menyebabkan rendahnya
jumlah trombosit pada pemeriksaan, otomatis dapat dikonfirmasi dengan
pemeriksaan apusan darah.
Pemeriksaan manual menjadi pilihan untuk
dilakukan dalam kasus jumlah sel yang sangat tinggi dimana analyzer tidak mampu
menghitungnya. Pemeriksaan manual ini darah diencerkan dulu dengan tingkat
pengenceran yang lebih tinggi.
Jumat, 07 November 2014
POLISITEMIA
Polisitemia adalah peningkatan
konsentrasi hemaglobin diatas batas nilai
normal hemaglobin untuk pasien sesuai
dengan umur dan jenis kelamin (pria atau
wanita). Gejala klinisnya seperti:
1. Sakit kepala 2. Dizzines
3. Tinitus (telinga berdenging)
4. Gangguan penglihatan
5. Sesak
6. Lemas
7. Perubahan warna kulit 8. Rasa begah di perut
9. Perdarahan, trombosis atau kadang
tanpa gejala. Untuk menurunkan hemoglobin dapat
dilakukan flebotomi, yaitu untuk
mempertahankan hematokrit 42 persen
pada perempuan dan 47 persen pada
pria. Ini untuk mencegah timbulnya
hiperviskositas. Flebotomi adalah suatu tindakan
menurunkan volume darah dengan cara
mengeluarkannya melalui pembuluh
darah vena secara bertahap dan cepat.
Kebanyakan pasien dapat menerima
pengeluaran darah kira-kira 450 s/d 600 cc per minggu. Untuk
usia lanjut atau
pasien dengan penyakit kardiovaskuler
dianjurkan sekitar 200-300cc. Setelah target pengobatan
hematokrit
40-45% tercapai, maka kekerapan
flebotomi dapat diturunkan antara 1 atau
2 kali tiap 3-4 bulan. Penyakit ini dapat
menimbulkan komplikasi, trombosis
(sumbatan) dan hemorargik (pendarahan). Aspirin dosis rendah
dapa mengurangi
resiko komplikasi trombosis tanpa
Kamis, 08 Mei 2014
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA HB
Haemoglobin memiliki warna kuning kemerah-merahan jika
berada dalam sel darah merah,warna ini
akan bertambah merah jika didalamnya banyak terkandung oksigen, sedangkan
fungsi dari haemoglobin adalah pengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan
kje seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh
untuk dikeluarkan melalui paru-paru
Hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen disebut
oksihemoglobin.setelah dijaringan oksigen akan dilepaskan selanjutnya
Hemoglobin tadi akan mengikat dan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut
karbon dioksida hemoglobin (HB-Karbon dioksida) yang selanjutnya akan
dilepaskan keparu-paru
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang telah mati akan
terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berfungsi dalam
pembuatan eritrosit baru dan heme yaitu zat yang terdapat dalam eritrosit yang
berguna untukm mengikat oksigen dan karbon dioksida
Hemoglobin mampu terkonsentrasi dalam cairan eritrosit (stroma) sampai sekitar 34 gr /100ml.
Jika pertsentase sel-sel pada darah(hematokrit)normal,yaitu antara 40-45% dan
jumlah HB dalam tiap-tiap sel normal pula, maka darah seorang laki-laki
rata-rata mengandung 16 gr/100ml,sedangkan pada perempuan 14gr/100ml
Jumlah hemoglobin normal pada orang dewasa kira-kira11,5-15gr
dalam 100cc darah,dengan 11,5 mg% untuk HB wanita dan HB laki—laki berkisar
antara 14-18 gr/100ml,sedangkan untuk perempuan berkisar antara 12 - 15,5gr/100ml. Maka dari kategori diatas
dapat dilihat bahwa kadar hemoglobin pada laki-laki lebih tinggi secara umum
dibanding dengan wanita
Oleh karena hemoglobin berada didalam eritrosit maka
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan eritrosit juga mempengaruhi
pembentukan hemoglobin
Adapun faktor –faktor yang mempengaruhi pembentuinkan
Hemoglobin adala :
1.Faktor
patologis
Seperti anemia
dapat mempengaruhi pembentukan Hemoglobin. Jika seseoran menderita
Anemia otomatis dalam darahnya berkurang sehingga kadar hemoglobinpun ikut
berkurang
2.Fe,merupakan inti molekul
hemoglobin kekurangan Fe menyebapkan
menurunnya produksi hemoglobin
3. Kekurangan Vit E mengakibatkan
integritas sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat
sensitif terhadap tyerjadi nya Hemolisis( Pecahnya sel darah merah)Dan menyebapkan
kadar Hemoglobin ikut berkurang
4.Vit B.6 sebagai faktor
pembentukan hemoglobin Kekurangan Vit B.6 menyebapkan Kadar hemoglobin dalamdarah akan berkurang
5. Protein adalah bahan dasar
pembentukan Hemoglobin dan sel darah merah (sintesis ADN)
6. Vit B.12 dan Asam folat
dibutuhkan untuk sintesis ADN dalam pembentukan Eritrosit
7. Eritroprotein yang merupakan
hormon perangsang pembentukan ertrosit_ kadar oksigen di atmosfer yang rendah
(pada dataran tinggi) menyebapkan pembentukan Eritroprotein meningkat sehingga
kadar hemoglobin juga turut meningkat
Kadar hemoglobin dalam darah dapat diuji dengan :
1.Kertas talqis
2.Hemoglobin meter
3. menggunakan cara sahli
Sampai disini kajian tentang faktor yang mempengaruhi
terbentuknya Hemoglobin dan penyebap kekurangan Hemoglobin... semoga dengan
kajian yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri m dan juga teman-teman yang
sudah mengunjungi blog ini .. sekian...
Rabu, 16 April 2014
Turun Temurunnya Golongan Darah ABO
Seperti juga antigen-antigen golongan darah lainnya,
antigen A dan B adalah suatu pernyataan dari gene yang diturunkan dari generasi
sebelumnya.
Jika terdapat suatu antigen, maka ini berasal dari gene
yang diturunkan dari kedua orang tua dan selanjutnya gene ini pun akan
diteruskan lagi kepada generasi-generasi penerusnya. Gen A,B dan O adalah
aleles, yakni salah satu dari ketiga itu menduduki tempatnya pada salah satu
pasang chromosom yang telah disediakan untuknya. Bila choromosom dari ayah
membawa gene A, dari choromosom ibunya membawa gene B anaknya mempunyai
genotype AB dan sel darah merahnya akan memiliki antigen A dan B, sehingga
golongan darahnya menjadi AB.Orang-orang yang diturunkan dari gene O dari kedua
orang tuanya genotypenya adalah OO dan goilongan darahnya menjadi O.Gene O
adalah amorph; ia tak dapat membuat antigen yang dapat ditonjolkan.Sel golongan
O tidak memiliki antigen A dan antigen B.Kalau gene O diturunkan bersama gene A
maka antigen yang dapa ditonjolkan ialah A dan genotypenya AO.Bila keduanya
membawa gene A maka antigen yang ditonjolkan adalah A dan genotypenya AA.Jadi
baik yang genotypenya AO maupun AA keduanya adalah golongan darah A; dan
dinyatakan bahwa keduanya mempunyai Phenotype A.Begitu juga hal ini terjadi
pada golongan darah B.Maka bila genotypenya AO dinamakan Heterozygote dan AA dinamakan Homozygote.
Sebagai contoh dibawah ini tertera skema :
Contoh I. : Ayah
golongan A, genotypenya AO (heterozygote)
Ibu
golongan B,genotypenya BO, maka anak-anaknya kemungkinan bergolongan :
BISA golongan AB,
B, A, dan O
Contoh II. : Ayah
golongan A, genotypenya AA (Homozygote),
Ibu
golongan B, genotypenya BB, maka anaknya kemungkinan bergolongan :
Bisa golongan AB saja
Phenotype/Ghenotype
Sehubungan
denga subgroup maka kemungkinan Phenotype/Ghenotype golonagan ABO terletak pada
test serum yang dipakai dalam pemeriksaan ;
1. Dengan menggunakan testserum anti A dan anti B saja,
dapat ditetapkan sbb:
Ket;
+
= timbul agglutinasi
-
= tidak
agglutinasi
2. Dengan menggunakan test serum anti A, anti A1 dan anti B
Kepentingan Subgroup
Subgroup
A ialah :A1,A2,A3,A4 atau Ao
Subgroup
AB ialah : A1B,A2B,A3B,A4B
Secara prakteknya
subgroup ini sering menimbulkan kesulitan-kesulitan.Antigen-antigennya begitu
lemah sehingga sukar dikenal dan salah menetapkan golongan darahnya menjadi
golongan O atau .B
Ini berbahay kalau yang
ditetapkan itu darah seorang donor. Antigen A2,A3, dan A4 reaksinya terhadap
anti A sangat lemah,bahkan sering sekali negatif.Tetapi antigen-antigen ini
sangat baik reaksinya terhadap anti A,B yang berasal dari serum golongan O
Kadang-kadang kesulitan timbul
karena didalam serum subgroup A2 dan A2B mengandung Anti A1. Zat anti ini dapat
dibuktikan dalam reverse grouping.Anti A1 ini agaknya tidak menyebapkan
reaksi-reaksi transfusi tetapi sangat mengganggu dalam pemeriksaan
Compatibility testing(Crossmatching)
kalau donornya golongan A1 (A1B) untuk
penderita yang bergolongan A2 (A2B), 1 – 2% orang bergolongan A2 dalam
serumnya mengandung anti A1,;zat anti bersifat natural antibody.Oleh karena itu
dalam pemeriksaan golongan darah pemeriksaan terhadap anti A,B(serum O) ini
tidak perlu dilaksanakan.
*= mikroskopis terlihat “
Mix-agglutinasi”
Peranan Gene H pada pembentukan antigen A dan antigen B
Gene
H mempunyai peranan penting bagi terbentuknya antigen –antigen A,B dan H
terdapat pada semua orang dan ghenotypenya kebanyakan HH (Homozygote), yang
diperoleh dari ibu dan bapak, Alleles H ialah h, dan gene h,ini sangat jarang
diketemukan hanya terdapat pasa golongan darah yang dinamakan “Bombay Blood”,
Bombay Blood ialah darah golongan O yang tidak memiliki antigen H
Pewarisan
gene-H ini terpisah dari pewarisan gene-A-B dan O .Namun antigen-antigen A,B da H baik yang larut dalam air maupun
yang tidak larut terbentuk dari bahan pokok yang sama (precursor), Bahan pokok
ini terdiri dari persenyawaan zat-zat kimia;protein-protein dan
lemak,dimanasejenis “gula” akan terikat kepadanya.Penambahan suatu jenis gula
lain kepada bahan pokok itu akan menentukan pembentukan antigen baru.Jenis gula
dan dimana gula itu terikat menentukan spesifitas antigen itu.Dibawah ini
ditampilkan pembentukan antigen –antigen H, A, B dan lewis secara skematis
dengan gambar sbb :
__
Tampak
pada gambar bahwa pengikatan L-Focose pada bahan pokok (precursor) membentuk
antigen H. (gene H).
Pengiktan N-acetylgalactosamine pada gene-H akan
membentuk antigen A.
Pengikatan D-galactose pada gene-H akan membentuk antigen
B
Pada golongan darah O (kosong), tidak memiliki antigen A
dan B, tetapi memiliki antigen H Dan sebenarnya golongan darah O itu
menganduing antigen H.
Apabila L-Fucose tidak terikat pada D-galactose,tetapi
terikat pada N-acsrtyglucosamine maka ia akan membentuk antigen lewis(le)
(dr.Watkins. 1966).
Bombay Blood (Oh)
Golongan
darah jenis ini mula-mula hanya ditemukan pada sekelompok orang-orang Bombay di
India. Bombay Oh ini berbeda dengan golongan darah O yang biasa karena ia tidak
memilik antigen H.Pada golongan darah ABO antigen H selalu ada. Dan golongan
darah Bombay Oh ini tidak ditemukan antigen-antigen A,B dan H. Sebaliknya dalam
serum golongan dara Bombay Blood ini disamping diketemukan zat anti , anti A
dan nti B,diketemukan juga zat anti,anti H sebagai zat anti alamiah.
Zat anti
/Antibody.
Hukum
... Lanjut Postingan Berikutnya.....
Salam Bloger...
Rabu, 09 April 2014
Anti-D Poliklonal dan Anti-D Monoklonalpenggunaanya dlm pembuatan CCC
Sebagaimana sistim golongan darah ABO,sstim golongan darah Rhesus juga mempunyai arti klinis, karena sistim golongan darah Rhesus mempunyai suhu reaksi yang baik pada suhu 37 derajat C,sama dengan suhu tubu manusia.jadi dalam transfusi darah,golongan darah Rhesus (D) harus diperiksa terhadap pasie maupun donor.disamping itu kegunaan lain daraih anti -D adalah sebagai bahan reagen dalam pembuatan Coombs Control Cells untuk pemeriksaan dengan cara Coombs Test dalam proses Crossmatching.
Ada beberapa macam Anti - D untuk menentukan golongan darah Rhesus.Jenis anti tersebut al :
1. Anti - D Poliklonal
Biasa disebut Anti -D Modified yang dalam pembuatannya membutuhkan bahan baku serum manusia yang mengandung anti-D.Anti -D Poliklonal ini biasanya memiliki titer komplit IgM yang tidak terlalu tinggi, Tetapi memiliki titer inkomplit IgG yang cukup tinggi, sehingga dalam pengunaanya sehari-hari dapat dipakai sebagai bahan pembuatan (CCC).
Tabel1 :
Titer anti -D Poliklonal
2. Anti -D Monoklonal
Anti-D yang diproduksi dengan cara ini hanya akan mempunyai satu spesifikasi saja yaitu IgG atau IgM secarah terpisah
gradasi/derajat agglutinasi terlihat pada tabel berikut :
Tabel II.
Anti -D Monoklonal juga terbagi lagi menjadi beberapa jenis antara lain :
a. Anti -D (Blend IgM + IgG)
Dengan menggabungkan kedua jenis Immunoglobulin (IgG dan IgM) tersebut maka akan diperoleh anti-D yang kompleks,yang seolah olah seperti halnya anti-D Poliklonal yang memiliki kedua jenis Immunoglobulin IgM dan IgG.Karena titer IgM yang tinggi yang hampir menyamai titer IgG maka anti-D gabungan ini sulit untuk pembuatan (CCC)
Tabel 3 memperlihatkan Gradasi Agglutinasinya.:
Titer anti-D gabungan IgG + IgM
b. Anti _ (IgM)
Dengan titer IgM yang cukup tinggi maka anti-D jenis ini cocok digunakan sehari-hari sebagai bahan pemeriksaan golongan darah Rhesus.
c. Anti-D (IgG)
Anti -D jenis ini hanay memiliki sata jenis Immunoglobulin (IgG) yang bersifat inkomplit dan cila direaksikan dengan antigen lain hanya sebatas reaksi sensitisasi(Coated) saja dan untuk melakukan reaksi agglutinasi harus dilanjutkan dengan Coombs test
Dengan titer IgG yang cukup tinggi maka anti sera ini cukub baik untuk digunakan dalam pembuatan Coombs Control Cells(CCC). Dengan anti-D IgG Monoklonal ini juga harus dilakukan titrasi untuk menentukan nilai pengenceran yang optimal terhadap anti-D, agar nantinya didapat reaksi yang optimal yaitu 2+s
Berikut Tabelnya.:
.Berdasarkan pada contoh tabel diatas nilai pengenceran adalah 64 x, maka buatlah pengenceran langsung terhadap anti-D IgG,dengan perbandinagan 1 + 63 tetes salin ...
selamat mencoba....
Langganan:
Postingan (Atom)