Rabu, 28 Agustus 2013

MACAM-MACAM SYSTEM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA (Bagian I)



             Transfusi/Pemindahan darah telah dilakukan orang kira-kira 100 tahun yang lalu(Abad ke 18.), dimana pada masa itu, pengetahuan dalam bidang physiologi dan pengetahuan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali.Dalam kondisi sepeti itu pada umumnya  transfusi banyak mengalami kegagalan,banyak mendatangkan kecelakaan pada manusia. Tetapi mereka tak henti-hentinya melakukan percobaan-percobaan sampai pada suatu saat dimana
 Dr,Karl Landsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan-golongan darah manusia. Setelah ditemukan golongan darah ini ,Transfusi tidak lagi merupakan pekerjaan yang berbahaya tetapi sebaliknya banyak menolong jiwa manusia dar ancaman  kematian karena kehilanan darah.

                Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini didukung oleh 3 hal yaitu:
1.       Penemuan Golongan Darah Oleh Dr,Karl Landsteiner. (A,B,O)
Penemuan ini menjelaskan mengapa Transfusi yang terdahulu sering mengalami kegagalan,bila penderita tidak memiliki golongan darah yang sama dengan donornya.
2.       Penemuan suatu zat Kimia (Asam citras)sebagai zat anti pembeku darah(anticoagulant) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberih darah yang telah dicampur dengan asam citras itu.(nontoxis.)
3.       Ditemukan pula bahwa penambahan lukosa kedalam darah dapat memperpanjang hidup sel darah merah diluar tubuh merupakan cara-cara yang praktis untuk transfusi darah.

Perang dunia keII merupakan suatu keadaan yang menyokong pula untuk  mempelajarinya secara tehnis,penggunaan dan kondisi penyimpana darah, khusus untuk tujuan pengobatan.Juga diadakan penyelidikan menenai alat-alat yan diperlukan secara intensif.Bukan itusaja .mulai pula diadakan penelitia tentang penggunaan bagian-bagian dari darah, misalnya: Pengobatan untuk keadaan Shock disamping pemakaian darah secara keseluruhan(Whole Blood),sebagai hasil dimasa perang dan penelitian-penelitian sesudah perang Transfusi menjadi suatu cara pengobatan yang praktis dan sangat menolong.
GOLONGAN DARAH YANG DIKENAL PADA ABAD INI.
                Untuk pertama kalinya Dr,Karl Lansdteiner Pada tahun 1900 mengumumkan bahwa darah manusia dapat dibagi menjadi 4 macam :A,B,O, dan AB.Golongan darah ini merupakan  asar pokok bagi terlaksananya transfusi darah
                Penemuan golongandarah diatas ini dilandasi oleh 2, macam faktor yang ditemukan ole Lansd teiner, Faktor dimaksud adalah:
1         Faktor yang ditemukan pada permukaan luar sel darah merah manusia; faktor ini dinamakan ANTIGEN. Yakni merupakan faktor yang menentukan golongan darah manusia
2         Faktor Zat anti (antibody) yang terdapat dalam plasma/serum darah.Faktor ini merupakan zat yang dapat menghancurkan antigen, bilaman dicampurkan dengan antigen yang merupakan lawannya.
Antibody golongan darah yang diketemukan dalam hubungan ini ialah antibody yang bersifat alamiah(natural),yang berada dalam tubuh tampa mengalami rangsangan dari luar.Antibody ini dinamakan Natural Antibody  atau disebut juga Naturally Occuring antibody.

                Sejak tahun 1900 sampai dengan tahun 1962 telah dikenal orang dengan baik kira-kira 12 macam system golongan darah, yang penting dalam bidang transfusi darah, dan kehamilan. Bahkan dapat pula digunakan untuk tujuan-tujuan kriminologi. Masing-masing golongan darah dimaksud ialah : ABO,MNAs,P, Rhesus, Lutheran, Kell,Lewis, Duffy, Kidd, Auberger,Xg, dan Dombrok.
Dan masih ada lagi system-system golongan darah lainnya.seperti :
Diego,Sutter, yang ditemukan hanya pada beberapa ras bangsa saja. Dan menyusul golongan-golongan darah .Vel,Ytr, Ge,da I, system-system golongan darah seperti Levay, Wright dan SW merupakan  “private antigen” atau disebut juga sebagai “Family Antigen”
                Dalam hal ini sangatlah menguntunkan  bahwa hanya ABO dan Rhesus system-lah yang merupakan  golongan terpenting untuk tujuan Klinas. Dengan demikian pelaksanaan transfusi dapat dilakukan secara praktis.
                System-system golongan darah lainnya dianggap kurang mempunyai arti klinis karena termasuk ,yang memiliki antigen –antigen  yang lemah, dan antibody nya baru timbul setelah mengalami transfusi yang berulang kali. Dan zat antinya  biasanya mempunyai zuhu optimum reaksi yang rendah (dibawah 37ͦͦͦͦͦͦยบ),sehingga tidak mempunyai arti klinis yang berarti. Walaupunb demikian dalam pemeriksaan di laboratorium (Compatibility testing) segala kemungkinan diatas itu mendapat perhatian yang khusus.


MACAM-2 SISTEM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA (Bag.Ke 2)



GENE/ANTIGEN
Bagian inti sel tubuh manusia terdiri atas pasangan-pasangan chromosom yang mempunyai type sejenis.Dengan pengecualian sel-sel sex,sperma dan ovum, masing-masing mempunyai chromosom yang tunggal.dengan pengertian,gabunagan dari sel-sel  sex menghasilkan pembentukankembali pasangan-pasangan chromosom seperti pada sel dewasa yang normal.Jadi chromosom-chromosom masing-masing individu diturunkan serupa dar ibu dan bapak.
                Setiap chromosom membawa sejumlah gene yang menentukan sifat-sifat yang diturunkan yang khusus,pada pemiliknya.Jumlah gene pada masing-masing chromosom secara norma tetap dan mempunyai kedudukan yang relatif.Olek karena itu gene pun berada dalam keadaan berpasang-pasangan dengan bentuk yang semodel tetapi tidak perlu sama.Ada gene yang tak sanggup memperlihatkan dirinya bersama,tetapi menduduki posisi yang sama dalam pasangan chromosomnya,keadaan ini disebut “allelomorphic genes”,allelomorphs atau alleles
                Jika sepasang chromosom membawa gene yang sama disebut homozigote(A/A) sedangkan allelomorphic genes pasangan chromosomnya tidak membawa gene yang sama disebut heterozigote(A/O).Gene inilah yang menentukan golongan darah seseorang.Tapi sampai sekarang orang belum mengetahui pasangan chromosom yang mana, yang membawa gene golongan darah itu.

Antigen golongan darah
                Antigen –antigen golongan darah berada dipermukaanluar sel darah merah.Namun beberapa diantaranya ada juga yang berada dalam keadaan larut dalam plasma atau cairan-cairan tubuk,yakni A<B<H dan Lewis.Penelitian para ahli menunjukkan bahwa antigen golongan darah ini merupakan polysaccharida yang komplek dengan berat molekul kira-kira 200.000.

Zat anti/Antibody golongan darah.
            Umumnya zat anti ini termasuk keluarga protein,berada bebas didalam plasma atau serum.Beberapa sifat zat anti yang telah dikenal orang ialah :
I). Sifat –sifat serologi.
                Antibody ialah protein globulin dan mempunyai berat molekul yang besar yakni,diantara 1 x10⁵ atau 1 x 10⁶. Dianatara sifat –sifat serologinya ialah :
a)      Isoagglutinin (Aloagglutinin).
Antibody ini bereaksi terhadap antigen/sel dari species yang sama saja.
b)      Heteroagglutinin:
Antibody ini dapat bereaksi  terhadap antigen/sel dari species yang berlainan.
Kedua macam antibody diatas ini (Iso dan Hetero) Lebih lanjut dapat dibagi lagi menjadi :
                1 “Natural antibody” ialah zat anti yang berada dalam tubuh secara alamiah.
                2  Immun antibody; ialah zat anti yang berada dalam tubuh akibatrangsangan antigen asing.
II). Sifat-sifat fisika
1.       Saline agglutinin : Complete antibody (zat anti lengkap)
        Antibody ini akan mengadakan reaksi agglutinasi terhadap antigen sel yang merupakan lawannya,bila sel ini disuspensi dalam medium saline,Dengan demikian antibody ini dinamakan “complete antibody

2.       Incomplet antibody (zat anti tidak lengkap)
        Zat anti ini untuk pertama kali ditmukan dalam system Rhesus, dimana bayi yang baru lahir menderita “jaundice” dan sangat anemis. Penyakit ini sekarang dinamakan “Haemoliytic Ddsease of the newborn,yang disebapkan oleh incompatible Rhesus antara bayi dan ibunya. Didalam darah ibu bayi ini ditemukan zat anti terhadapRh,tapi raeksinya tak dapat dibuktikan dalam medium saline.Kemudian ditemukan bahwa pembuktian zat anti ini memerlukan berbagai  tehnik. Dan ternyata Incomplete antibody ini merupakan hal yang sanagat penting baik dalam segi klinis maupun dalam tehnik-tehnik pemeriksaan di labnoratorium. Tehnik-tehnik yang dapat membuktikan zat anti ini diantaranya adalah :
a).  Albumin agglutination(agglutinasi dalam albumin)
         Incomplete antibody anti Rhesus ini dapat dibuktikan reaksinya bila sel Rhesus positive     yang direaksikan disuspensi dalam medium albumin,bukan dalam saline.
b).Tehnik antiglobulin(Coombs test)
     beberapa zat anti tidak sanggup memperlihatkan reaksinya baik dalam medium saline maupun dalam medium albumun.
     Dalam keadaan ini zat anti melekat pada permukaan sel darah merah. Hampir semua tampa pengecualian dapat dibuktikan dengan anti globulin test(Coombs test). Test ini dijelaskan ole Coombs,Mourantr dan Race. Halini terletak pada kenyataan bahwa seldarah merah yang diselaputi oleh Incomplete antibody dapat bragglutinasi bila kepadanya ditambahkan serum binatang, yang mana binatang ini sebelumnya diimmunisasi dahulu oleh globulin manusia(serum Mnusia).
     Tehnik ini berkembang dengan meluas karena karena dapat menentukan zat-zat anti golongan darah, dan sesungguhnyalah beberapa keadaan hanya dengan cara inilah yang dapat membuktikannya.

c).Dengan Emzym treated
     Permukaan sel darah merah bisa dimodifikasi dengan suatu enzym proteolitik seperti; trypsyn, papain, ficin dan bromelin..”Enzym treted cell” ini lebih mudah diagglutinasikan oleh suatu antibody golongan darah. Dan yang sangat menarik bahwa Enzym treated cell yang disuspensikandalam medium saline akan diagglutinasikan leh zat tak lengkap seperti anti (D)

.lanjut pengaruh temperatur.

 Akan dibahas pada posting berikutnya...sekian wabillahi taufik wal hidayah semoga bermanfaat bagi kita semua terutama saya pribadi...


Sabtu, 03 Agustus 2013

Reaksi Silang(Cross-Match)



Reaksi silang adalah suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan transfusi darah. Tujuannya adalah untuk melihat apakah darah dari pendonor cocok dengan penerima (resipien) sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi transfusi hemolitik. Selain itu juga untuk konfirmasi golongan darah.
Macam dari reaksi silang  :
1. Reaksi silang mayor : eritrosit donor + serum resipien
Memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit donor yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi
2. Reaksi silang minor : serum donor + eritrosit resipien
Memeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit resipien. Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi darah resipien.
Tahapan Reaksi Silang :
1. Reaksi silang salin
Tes ini untuk menilai kecocokan antibody alami dengan antigen eritrosit antara donor dan resipien, sehingga reaksi transfusi  hemolitik yang fatal bisa dihindari. Tes ini juga dapat menilai golongan dara
2. Reaksi silang albumin
Tes ini untuk mendeteksi antibody anti-Rh dan meningkatkan sensitivitas tes antiglobulin dengan menggunakan media albumin bovine.
3. Reaksi silang antiglobulin
Untuk mendeteksi IgG yang dapatmenimbulkan masalah dalam transfusi yang tidak dapat terdeteksi pada kedua tes sebelumnya. Terutama dikerjakan pada resipien yang pernah menerima transfusi darah atau wanita yang pernah hamil.

 Adapun langkah langkah untuk melakukan crossmatch terdiri dari 3 fase
Fase I




Tabung mayor
2 tetes serum resipien +1 tetes sel donor suspensi 5%
Tabung Minor
2 tetes serum donor +1 tetes sl resipien suspensi 5%
Lakukan pembacaan dengan cara
putar masing-masing tabung dengan menggunakan Sentrifuge dengan kecepatan 3000.rpm selama 15 detik.
 Hasil
-negatif(tidak terjadi reaksi)
-pasitif(terjadi reaksi aglutinasi)
Apa bila tidak terjadi reaksi,maka pemeriksaan dilanjukan ke ,
Fase.II
Masing-masing tabung tambahkan 2 tetes bovine Albumin
Lalu masukkan kedalam ingkubator dengan suhu ± 30®C selama 15 menit

 Lakukan pembacaan.
putar masing-masing tabung dengan menggunakan Sentrifuge dengan kecepatan 3000.rpm selama 15 detik.
 Hasil
-negatif(tidak terjadi reaksi)
-positif(terjadi reaksi aglutinasi)
Apa bila tidak terjadi reaksi,maka pemeriksaan dilanjukan ke
Fase III.
Sebelum melakukan pembacaan pada fase keIII.
Lakukan pencucian sel+serum di masing-masing tabung dengan menggunakan media salin(larutan Nacl.0,9%)
Pencucian dilakukan sebanyak 3 kali.
Tujuan pencucian agar sisa-sisa  protein, yang  kemungkianan melekat pada permukaan sel
 Dapat dihilangkan.sehingga tidak dapat menetralisirkan Antiglobulin (combs serum)
Setelah pencucian selesai masukkan 2 ,tetes combs serung kemasing-masing tabung



Lakukan pembacaan.
putar masing-masing tabung dengan menggunakan Sentrifuge dengan kecepatan 3000.rpm selama 15 detik.
 Hasil
-negatif(tidak terjadi reaksi)
-positif(terjadi reaksi aglutinasi)
 Apabila hasil negatif darah dapat dikirim kepada resipien.
Apabila terjadi reaksi maka darah tidak dapat ditransfusikan kepada respien.

Demikian tujuan diadakan pemeriksaan uji serasi agar darah pendonor benar-benar dapat diterima dengan aman oleh resipien (os)


Semoga bermanfaat....@

Jumat, 02 Agustus 2013

KOMPONEN DARAH DAN FUNGSINYA

” KOMPONEN DARAH DAN FUNGSINYA “


Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani heme artinya darah.
Terdiri dari dua komponen:
1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah Eritrosit, Lekosit, Trombosit.
2. Plasma Darah adalah cairan darah.
Fungsi Umum Darah:
1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
Eritrosit (Sel Darah Merah):
• Merupakan bagian utama dari sel darah.
• Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah.
• Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen.
• Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia.
• Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa . Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).
Lekosit (Sel Darah Putih)
• Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah.
• Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
• Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
• Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah.
• Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
• Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh.
Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi (misalnya radang paru-paru).
• Lekopeni
Berkurangnya jumlah lekosit sampai di bawah 6000 sel/cc darah.
• Lekositosis
Bertambahnya jumlah lekosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
• Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah.
• Kemampuan lekosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut Diapedesis.
Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Gerak Amuboid.
Jenis-jenis Lekosit
• Granulosit
Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).
Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
• Agranulosit
Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
• Eosinofil
mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
• Basofil
mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
• Netrofil
(ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
• Limfosit
(ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
sel T4 = imunitas seluler
sel B4 = imunitas humoral
• Monosit
merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
• Disebut pula sel darah pembeku.
• Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc.
• Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor)
• Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili.
Plasma Darah
• Terdiri dari air dan protein darah Albumin, Globulin dan Fibrinogen.
• Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah.
• Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing
(Antigen).
• Zat antibodi adalah senyawa Gama Globulin.
• Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.
- Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen = Presipitin.
- Antibodi yang dapat menguraikan antigen = Lisin.
- Antibodi yang dapat menawarkan racun = Antitoksin.

Selasa, 30 Juli 2013

Transfusi Darah

Transfusi Darah
Transfusi Darah
DEFINISI

Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).

Transfusi diberikan untuk:
- meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen
- memperbaiki volume darah tubuh
- memperbaiki kekebalan
- memperbaiki masalah pembekuan.

Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih).
Jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien.
Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros.

Teknik penyaringan darah sekarang ini sudah jauh lebih baik, sehingga transfusi lebih aman dibandingkan sebelumnya.
Tetapi masih ditemukan adanya resiko untuk resipien, seperti reaksi Alergi dan infeksi.
Meskipun kemungkinan terkena AIDS atau Hepatitis melalui transfusi sudah kecil, tetapi harus tetap waspada akan resiko ini dan sebaiknya transfusi hanya dilakukan jika tidak ada pilihan lain.


PENGUMPULAN & PENGGOLONGAN DARAH.

Penyumbang darah (donor) diperiksa keadaan kesehatannya.
 Denyut nadi,
 tekanan darah
 dan suhu tubuhnya diukur,
 dan contoh darahnya diperiksa untuk mengetahui adanya anemia.

Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan.
Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu misalnya kanker kulit yang terlokalisasi), Asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.

Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk menyumbangkan darah.

Donor hanya diperbolehkan menyumbangkan darahnya 1 kali setiap 3 bulan.


Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.
Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung bahan pengawet dan komponen Anti pembekuan.

Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis.
Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu selama 42 hari.
Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang jarang), sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.

Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif.
Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.


DARAH & KOMPONEN DARAH.

Seseorang yang membutuhkan sejumlah besar darah dalam waktu yang segera (misalnya karena perdarahan hebat), bisa menerima darah lengkap untuk membantu memperbaiki volume cairan dan sirkulasinya.
Darah lengkap juga bisa diberikan jika komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan secara terpisah.

Komponen darah yang paling sering ditransfusikan adalah packed red blood cells (PRC), yang bisa memperbaiki kapasitas pengangkut oksigen dalam darah.
Komponen ini bisa diberikan kepada seseorang yang mengalami perdarahan atau penderita anemia berat.
Yang jauh lebih mahal daripada PRC adalah frozen-thawed red blood cells, yang biasanya dicadangkan untuk transfusi golongan darah yang jarang.

Beberapa orang yang membutuhkan darah mengalami alergi terhadap darah donor.
Jika obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini, maka harus diberikan sel darah merah yang sudah dicuci.

Jumlah trombosit yang terlalu sedikit (trombositopenia) bisa menyebabkan perdarahan spontan dan hebat.
Transfusi trombosit bisa memperbaiki kemampuan pembekuan darah.

Faktor pembekuan darah adalah protein plasma yang secara normal bekerja dengan trombosit untuk membantu membekunya darah.
Tanpa pembekuan, perdarahan karena suatu cedera tidak akan berhenti.
Faktor pembekuan darah yang pekat bisa diberikan kepada penderita kelainan perdarahan bawaan, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand.

Plasma juga merupakan sumber dari faktro pembekuan darah.
Plasma segar yang dibekukan digunakan pada kelainan perdarahan, dimana tidak diketahui faktor pembekuan mana yang hilang atau jika tidak dapat diberikan faktor pembekuan darah yang pekat.
Plasma segar yang dibekukan juga digunakan pada perdarahan yang disebabkan oleh pembentukan protein faktor pembekuan yang tidak memadai, yang merupakan akibat dari kegagalan hati.

Meskipun jarang, sel darah putih ditransfusikan untuk mengobati infeksi yang mengancam nyawa penderita yang jumlah sel darah putihnya sangat berkurang atau penderita yang sel darah putihnya tidak berfungsi secara normal.
Pada keadaan ini biasanya digunakan antibiotik.

Antibodi (imunoglobulin), yang merupakan komponen darah untuk melawan penyakit, juga kadang diberikan untuk membangun kekebalan pada orang-orang yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air atau hepatitis) atau pada orang yang kadar antibodinya rendah.


PROSEDUR DONOR DARAH KHUSUS.

Pada transfusi tradisional, seorang donor menyumbangkan darah lengkap dan seorang resipien menerimanya.
Tetapi konsep ini menjadi luas.

Tergantung kepada keadaan, resipien bisa hanya menerima sel dari darah, atau hanya menerima faktor pembekuan atau hanya menerima beberapa komponen darah lainnya.
Transfusi dari komponen darah tertentu memungkinkan dilakukannya pengobatan yang khusus, mengurangi resiko terjadinya efek samping dan bisa secara efisien menggunakan komponen yang berbeda dari 1 unit darah untuk mengobati beberapa penderita.

Pada keadaan tertentu, resipien bisa menerima darah lengkapnya sendiri (transfusi autolog).

Aferesis.

Pada aferesis, seorang donor hanya memberikan komponen darah tertentu yang diperlukan oleh resipien.

Jika resipien membutuhkan trombosit, darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif memisahkan trombosit dan mengembalikan sisa darah ke donor.

Karena sebagian besar darah kembali ke donor, maka donor dengan aman bisa memberikan trombositnya sebanyak 8-10 kali dalam 1 kali prosedur ini.

Transfusi autolog.

Transfusi darah yang paling aman adalah dimana donor juga berlaku sebagai resipien, karena hal ini menghilangkan resiko terjadi ketidakcocokan dan penyakit yang ditularkan melalui darah.

Kadang jika seorang pasien mengalami perdarahan atau menjalani pembedahan, darah bisa dikumpulkan dan diberikan kembali.
Yang lebih sering terjadi adalah pasien menyumbangkan darah yang kemudian akan diberikan lagi dalam suatu transfusi.
Misalnya sebulan sebelum dilakukannya pembedahan, pasien menyumbangkan beberapa unit darahnya untuk ditransfusikan jika diperlukan selama atau sesudah pembedahan.

Donor Terarah atau Calon Donor.

Anggota keluarga atau teman dapat menyumbangkan darahnya secara khusus satu sama lain, jika golongan darah resipien dan darah donor serta faktor Rhnya cocok.

Pada beberapa resipien, dengan mengetahui donornya akan menimbulkan perasaan tenang, meskipun darah dari anggota keluarga atau teman belum pasti lebih aman dibandingkan dengan darah dari orang yang tidak dikenal.

Darah dari anggota keluarga diobati dengan penyinaran untuk mencegah penyakit graft-versus-host, yang meskipun jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi jika terdapat hubungan darah diantara donor dan resipien.


TINDAKAN PENCEGAHAN & REAKSI.

Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa tindakan pencegahan.
Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.

Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, , maka pada awal prosedur, resipien harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan, maka transfusi harus dihentikan.

Sebagian besar transfusi adalah aman dan berhasil; tetapi reaksi ringan kadang bisa terjadi, sedangkan reaksi yang berat dan fatal jarang terjadi.
Reaksi yang paling sering terjadi adalah demam dan reaksi alergi (hipersensitivitas), yang terjadi sekitar 1-2% pada setiap transfusi.

Gejalanya berupa:
- gatal-gatal
- kemerahan
- pembengkakan
- pusing
- demam
- sakit kepala.
Gejala yang jarang terjadi adalah kesulitan pernafasan, bunyi mengi dan kejang otot.
Yang lebih jarang lagi adalah reaksi alergi yang cukup berat.

Walaupun dilakukan penggolongan dan cross-matching secara teliti, tetapi kesalahan masih mungkin terjadi sehingga sel darah merah yang didonorkan segera dihancurkan setelah ditransfusikan (reaksi hemolitik0.
Biasanya reaksi ini dimulai sebagai rasa tidak nyaman atau kecemasan selama atau segera setelah dilakukannya transfusi.

Kadang terjadi kesulitan bernafas, dada terasa sesak, kemerahan di wajah dan nyeri punggung yang hebat.
Meskipun sangat jarang terjadi, reaksi ini bisa menjadi lebih hebat dan bahkan bisa berakibat fatal.

Untuk memperkuat dugaan terjadinya reaksi hemolitik ini, dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah terdapat hemoglogin dalam darah dan air kemih penderita.

Resipien bisa mengalami kelebihan cairan.
Yang paling peka akan hal ini adalah resipien penderita penyakit jantung, sehingga transfusi dilakukan lebih lambat dan dipantau secara ketat.

Penyakit graft-versus-host merupakan komplikasi yang jarang terjadi, yang terutama mengenai orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan karena obat atau penyakit.
Pada penyakit ini, jaringan resipien (host) diserang oleh sel darah putih donor (graft).
Gejalanya berupa demam, kemerahan, tekanan darah rendah, kerusakan jaringan dan syok.



Darah itu dibagi menjadi dua bagian besar.
1. Selular (terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit)
2. Non selular (terdiri dari plasma dan benda-benda lain yang larut di dalamnya, contoh antibodi, faktor pembekuan darah, glukosa, dll)

Alasan seseorang kekurangan suatu xat (baik selular maupun non selular) dalam darah, bisa karena beberapa hal.
1. Produksinya yang kurang
2. Pengrusakan atau kehilangan yang berlebihan.

Contoh yang pertama adalah karena bahan dasar yang kurang. Kalau seseorang tidak punya bahan untuk membuat darah, maka tubuhnya tidak akan bisa buat darah. Contoh lain adalah rusaknya pabrik (dalam hal ini pabriknya adalah sumsum tulang).

Contoh nomor dua adalah penyakit talasemia (sel darah merah yang ada dirusak lebih cepat dari waktunya) dan perdarahan berat (darah keluar dari pembuluh darah).

Pada kasus yang pertama, biasanya tubuh sudah punya kompensasi, sehingga sering kali tidak butuh transfusi darah. Tapi pada hal yang kedua, biasanya diperlukan transfusi darah karena tubuh tidak sempat untuk membuat kompensasi.

Seperti yang dikatakan, pemberian transfusi darah dapat berupa darah lengkap (semuanya) atau bagian"/komponen nya saja (contoh sel darah merah pekat, trombosit pekat).

Baik pemberian darah lengkap dan komponennya mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu, seorang dokter seharusnya berpikir sejuta kali sebelum menentukan seorang pasien perlu mendapat transfusi darah atau tidak.

Penentuan pemberian darah atau komponen darah tergantung pada keadaan si pasien. Kalau seorang pasien mempunyai masalah pembentukan sel darah merah, maka dia hanya perlu mendapat sel darah merah, dia tidak perlu mendapatkan tambahan trombosit, antibodi, faktor pembekuan, dll.

Kadang, ada pasien yang membutuhkan semuanya. Pada saat seperti itu dapat diberikan darah lengkap. Contoh pada pasien yang mengalami perdarahan berat.

Sabtu, 27 Juli 2013

Staf UDD Setelah melakukan kegiatan Rutinitas,DONOR DARAH.

staf Udd Pmi Kendari
Foto bareng ,,! setelah melakukan kegiatan donor Darah diberbagai tempat.....







udd disela-sela kesibukan ..

Selasa, 16 Juli 2013

CARA MEMPEROLEH DARAH PADA UDD PMI DAERAH SUL-TRA


2. BAGAIMANA MENDAPATKAN DARAH




a.Prosedur Permintaan Darah
  *Dokter yang merawatlah yang menentukan pasien membutuhkan darah atau tidak
­  *Membawa formulir khusus rangkap 4 atau 5 untuk permintaan darah yang telah diisi oleh dokter     yang merawat disesrtai contoh darah pasien dengan identitas yang jelas.
  *Formulir dan contoh darah tersebut dikirim ke Bank Darah di rumah sakit atau laboratorium UDD,PMI KENDARI,Jl.B.Matahari,Kemaraya Kendari.
  * apabila persediaan darah yang diminta oleh dokter tidak ada di bank darah, bawalah donor pengganti ke UDD,PMI.
Atas dasar permintaan dokter di RS tersebut UDD melakukan pemeriksaan reaksi silang antara contoh darah donor dengan contoh darah pasien, yang memakan waktu lebih kurang 1,5 jam.
Pemeriksaan ini mutlak harus dilakukan walaupun golongan darah pasien dengan golongan darah donor sama. Bila dalam pemeriksaan silang tidak terdapat kelainan maka barulah darah donor diberikan kepada pasien. Bila pada pemeriksaan ditemukan kelainan atau ketidakcocokan perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari sebab kelainan atau ketidakcocokan tersebut.
3. PENGELOLAAN DARAH & BIAYA PENGGANTIAN PENGELOLAAN (Service Cost )
Upaya kesehatan Transfusi Darah adalah upaya kesehatan yang bertujuan agar penggunaan darah berguna bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan . Kegiatan ini mencakup antara lain :pengerahan donor,penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien.

Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga darah yang dihasilkan adalah darah yang keamanannya terjamin. Demikian juga dengan donornya, donor yang menyumbagkan darahnya juga tetap selalu sehat.
Kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah di atas sangat terkait dengan dukungan faktor ketenagaan, peralatan, dana dan sistem pengelolaannya yang hakikatnya kesemuanya itu memerlukan biaya.

Biaya yang dibutuhkan untuk proses kegiatan tersebut diatas adalah biaya pengelolaan darah ( Service Cost) , yang pada prakteknya manfaatnya ditujukan kepada pengguna darah di rumah sakit. Penarikan service cost/biaya pengelolaan darah untuk pemakaian darah dilakukan semata-mata sebagai penggantian pengelolaan
darah sejak darah diambil dari donor sukarela sampai darah ditransfusikan pada orang sakit dan bukan untuk membayar darah.

Pengelolaan Darah
Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain :
*Rekruitmen donor.
*Pengambilan darah donor.
*Pemeriksaan uji saring.
*Pemisahan darah menjadi komponen darah.
*Pemeriksaan golongan darah.
*Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien.
*Penyimpanan darah di suhu tertentu

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang teknis dan personil seperti :
  *Kantong darah.
  *Peralatan untuk mengambil darah.
  *Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor dan pasien.
  *Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi komponen darah.
  *Peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut.
  *Pasokan daya listrik untuk proses tersebut dan
  *Personil PMI yang melaksanakan tugas tersebut
Peranan ketersediaan prasarana di atas sangat menentukan berjalannya proses pengolahan darah. Untuk itu pengadaan dana menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan prasarana tersebut, PMI menetapkan perlunya biaya pengolahan darah ( service cost).

"Service Cost "
Besarnya jumlah Service Cost yang ditetapkan standar oleh PMI adalah sebesar Rp 250.000,- Namun demikian dalam prakteknya di beberapa rumah sakit, terutama swasta, jumlahnya bisa disesuaikan dengan keadaan RS-nya. oleh karena adanya kebijakan "subsidi silang". Bagi yang tak mampu, pembebasan service cost juga dapat dikenakan sejauh memenuhi prosedur administrasi yang berlaku.
"Service cost" tetap harus dibayar walaupun pemohon darah membawa sendiri donor darahnya. Mengapa demikian? Karena bagaimanapun darah tersebut untuk dapat sampai kepada orang sakit yang membutuhkan darah tetap memerlukan prosedur seperti tersebut diatas.

Demikian pula Service Cost tetap ditarik walaupun PMI telah menerima sumbangan dari masyarakat karena hasil sumbangan masyarakat tersebut masih jauh dari mencukupi kebutuhan operasional Unit Darah Daerah PMI<Kendari,,


4. PEMAKAIAN DARAH*
* Pemecahan Darah menjadi Komponen
Darah terdiri dari bagian-bagian atau komponen darah dengan fungsinya masing-masing. Komponen-komponen darah yang penting adalah eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor pembekuan darah. Dengan kemajuan teknologi kedokteran, komponen-komponen darah tersebut dapat dipisah-pisahkan dengan suatu proses.
* Pengguna Darah sesuai Komponen
Keuntungan terapi komponen darah, bagi penderita jelas, oleh karena hanya menerima komponen darah yang dibutuhkan.
Darah dapat pula disimpan dalam bentuk komponen-komponen darah yaitu: eritrosit ,trombosit, plasma dan faktor-faktor pembekuan darah dengan proses tertentu yaitu dengan Refrigerated Centrifuge.
5. GOLONGAN DARAH
Apakah Golongan Darah itu?
Golongan darah ditentukan adanya suatu zat/antigen yang terdapat dalam sel darah merah. Dalam system ABO yang ditemukan Lansteiner tahnu 1900, golongan darah dibagi:
GOL,DARAH
Sa ANTIGEN
l Darah Merah
Pl ANTIBODI
Plasma
A
Antigen A
Antibodi B
B
Antigen B
antibodi A
AB
Antigen A & B
tak ada antibodi
O
Tak ada antigen
Antibodi Anti A & Anti B
Skema antien – Antibody.
Siapa yang menemukan asal muasal golongan darah pada manusia?
Landsteiner adalah orang yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam ABO system pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan dilakukan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah
dan serum dari donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi dan dan satu macam tanpa reaksi. Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau samasekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Lantas, siapa yang menemukan golongan darah AB?
Von Decastello dan Sturli pada tahun 1901 yang menemukan golongan darah AB di mana kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibody.

Apakah Rh/Rhesus Faktor itu?
Rh Faktor adalah juga semacam sistem golongan darah, dengan melihat ada/tidak adanya antigen Rh di dalam sel darah merahnya.

Apakah ada macam golongan darah lain?
Selain ABO dan Rh, masih ada banyak sistem penggolongan darah menurut antigen yang terdapat dalam sel darah merah antara lain : MWSP, Lutheran, Duffy, Lewis, Kell dan sebagainya.

Berapa kalikah kita boleh menyumbangkan darah?
Sebaiknya secara teratur, maksimal 4-6 kali setahun, atau 2-3 bulan sekali penyumbangan dengan jarak waktu sangat dekat adalah sangat berbahaya karena tidak baik untuk kesehatan.
Demikianlah, Prosedur Tata cara ,permintaan darah di UDD,PMI.KDI.