Rabu, 01 April 2015

Hasil gambar untuk gambar eritrosit


Pemeriksaan Darah Lengkap

Pengertian Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang dapat memberikan informasi tentang sel-sel darah pada pasien. Pemeriksaan Hitung darah lengkap ini digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, adanya infeksi serta banyak penyakit lainnya.

Sel-sel yang beredar di dalam aliran darah dapat dibagi menjadi tiga macam jenis, yaitu sel darah putih (leucosit), sel darah merah (erytrosit) dan platelet (trombosit). Bila Tinggi atau rendahnya hasil penghitungan mungkin menunjukkan adanya berbagai macam kelainan, jenis penyakit atau status kesehatan pasien.

Pemeriksaan darah lengkap merupakan tes penyaring terhadap :
1) Kelainan sel darah (anemia, leukemia)
2) Adanya infeksi (bakterial, virus)
3) Kelainan perdarahan.

Panel Pemeriksaan Darah Lengkap

Hitung darah lengkap terdiri dari beberapa panel pemeriksaan, yaitu :

Hitung leukosit / white blood cell count (WBC). Pemeriksaan Hitung leukosit adalah jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. (Baca Juga : Interpretasi Hasil Leukosit)

Hitung jenis leukosit / differential cell count. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, masing-masing dengan fungsi tersendiri dalam melindungi tubuh dari infeksi. Jenis dari Sel-sel tersebut adalah  limfosit, monosit, neutrofil, eosinofil, serta basofil.(Baca Juga : Interpretasi Hasil Sel Darah Merah)

Hitung erytrosit / red blood cell count (RBC) Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah.

Jumlah Kadar hemoglobin (Hb) Hemoglobin merupakan protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dalam darah.

Kadar Hematokrit (Hct/Hmt) Hematokrit merupakan persentase erytrosit dalam volume tertentu darah.

Mean corpuscular volume (MCV) adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit. MCV meningkat jika erytrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), Misalnya pada penderita anemia karena kekurangan vitamin B12. Menurunnya kadar MCV ini jika erytrosit lebih kecil dari biasanya (mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.

Mean corpuscular hemoglobin (MCH) adalah jumlah rata-rata hemoglobin dalam erytrosit. Erytrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika pada erytrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih rendah.

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) adalah perhitungan rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam erytrosit. MCHC menurun (hipokromia) dijumpai pada kondisi di mana hemoglobin abnormal diencerkan di dalam erytrosit, seperti pada anemia dan kekurangan zat besi dalam thalasemia. Adanya Peningkatan MCHC (hiperkromia) terdapat pada kondisi di mana hemoglobin abnormal terkonsentrasi di dalam erytrosit, seperti pada pasien yang mengalami luka bakar dan sferositosis bawaan.

Red cell distribution width (RDW) adalah variasi ukuran erytrosit. Pada beberapa kasus anemia, seperti anemia pernisiosa, variasi dalam ukuran erytrosit (anisositosis) bersama dengan variasi dalam bentuk (poikilositosis) dapat menyebabkan peningkatan RDW.

Hitung trombosit / platelet count  adalah jumlah trombosit/platelet per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Mean platelet volume (MPV) adalah ukuran rata-rata trombosit dalam darah. Trombosit baru lebih besar, dan peningkatan MPV terjadi ketika terjadi peningkatan jumlah platelet yang sedang diproduksi. Sebaliknya adanya penurunan MPV merupakan indikasi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia).

Platelet distribution width (PDW) merupakan indikasi variasi ukuran trombosit yang dapat menjadi tanda pelepasan platelet aktif.

Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin penghitung otomatis yang disebut hematology analyzer. Pemeriksaan dengan menggunakan mesin penghitung otomatis dapat memberikan hasil yang cepat. Akan tetapi analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang abnormal, seperti banyak dijumpainya sel-sel yang belum matang pada leukemia, adanya infeksi bakterial, sepsis dan lain sebagainya. Atau, ketika jumlah sel sangat tinggi sehingga analyzer tidak dapat menghitungnya. Untuk keadaan seperti ini, pemeriksaan manual sangat diperlukan.

Keuntungan dari penghitungan manual adalah bahwa karena mesin penghitung otomatis tidak dapat diandalkan dalam menghitung sel abnormal. Untuk itu diperlukan pemeriksaan manual terhadap apusan darah. Dilakukan Pemeriksaan secara mikroskopik akan memberikan informasi mengenai leukosit-leukosit yang abnormal dan variasi bentuk erytrosit. Pemeriksaan manual juga dapat memberikan informasi mengenai adanya jenis sel lain yang biasanya tidak dijumpai dalam darah tepi, misalnya pada sel plasma. Selain itu adanya trombosit yang meng-gerombol (clumps) yang dapat menyebabkan rendahnya jumlah trombosit pada pemeriksaan, otomatis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan apusan darah.


Pemeriksaan manual menjadi pilihan untuk dilakukan dalam kasus jumlah sel yang sangat tinggi dimana analyzer tidak mampu menghitungnya. Pemeriksaan manual ini darah diencerkan dulu dengan tingkat pengenceran yang lebih tinggi.

Jumat, 07 November 2014


POLISITEMIA


Polisitemia adalah peningkatan
konsentrasi hemaglobin diatas batas nilai
normal hemaglobin untuk pasien sesuai
dengan umur dan jenis kelamin (pria atau
wanita). Gejala klinisnya seperti:
1. Sakit kepala 2. Dizzines
3. Tinitus (telinga berdenging)
4. Gangguan penglihatan
5. Sesak
6. Lemas
7. Perubahan warna kulit 8. Rasa begah di perut
9. Perdarahan, trombosis atau kadang
tanpa gejala. Untuk menurunkan hemoglobin dapat
dilakukan flebotomi, yaitu untuk
mempertahankan hematokrit 42 persen
pada perempuan dan 47 persen pada
pria. Ini untuk mencegah timbulnya
hiperviskositas. Flebotomi adalah suatu tindakan
menurunkan volume darah dengan cara
mengeluarkannya melalui pembuluh
darah vena secara bertahap dan cepat.
Kebanyakan pasien dapat menerima
pengeluaran darah kira-kira 450 s/d 600 cc per minggu. Untuk usia lanjut atau
pasien dengan penyakit kardiovaskuler
dianjurkan sekitar 200-300cc. Setelah target pengobatan hematokrit
40-45% tercapai, maka kekerapan
flebotomi dapat diturunkan antara 1 atau
2 kali tiap 3-4 bulan. Penyakit ini dapat
menimbulkan komplikasi, trombosis
(sumbatan) dan hemorargik (pendarahan). Aspirin dosis rendah dapa mengurangi

resiko komplikasi trombosis tanpa

Kamis, 08 Mei 2014

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA HB


Haemoglobin memiliki warna kuning kemerah-merahan jika berada dalam  sel darah merah,warna ini akan bertambah merah jika didalamnya banyak terkandung oksigen, sedangkan fungsi dari haemoglobin adalah pengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan kje seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru
Hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen disebut oksihemoglobin.setelah dijaringan oksigen akan dilepaskan selanjutnya Hemoglobin tadi akan mengikat dan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (HB-Karbon dioksida) yang selanjutnya akan dilepaskan keparu-paru
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang telah mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berfungsi dalam pembuatan eritrosit baru dan heme yaitu zat yang terdapat dalam eritrosit yang berguna untukm mengikat oksigen dan karbon dioksida
Hemoglobin mampu terkonsentrasi dalam cairan   eritrosit (stroma) sampai sekitar 34 gr /100ml. Jika pertsentase sel-sel pada darah(hematokrit)normal,yaitu antara 40-45% dan jumlah HB dalam tiap-tiap sel normal pula, maka darah seorang laki-laki rata-rata mengandung 16 gr/100ml,sedangkan pada perempuan 14gr/100ml
Jumlah hemoglobin normal pada orang dewasa kira-kira11,5-15gr dalam 100cc darah,dengan 11,5 mg% untuk HB wanita dan HB laki—laki berkisar antara 14-18 gr/100ml,sedangkan untuk perempuan berkisar antara 12  - 15,5gr/100ml. Maka dari kategori diatas dapat dilihat bahwa kadar hemoglobin pada laki-laki lebih tinggi secara umum dibanding dengan wanita
Oleh karena hemoglobin berada didalam eritrosit maka faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan eritrosit juga mempengaruhi pembentukan hemoglobin
Adapun faktor –faktor yang mempengaruhi pembentuinkan Hemoglobin adala :
                1.Faktor patologis
 Seperti anemia  dapat mempengaruhi pembentukan Hemoglobin. Jika seseoran menderita Anemia otomatis dalam darahnya berkurang sehingga kadar hemoglobinpun ikut berkurang
2.Fe,merupakan inti molekul hemoglobin kekurangan Fe  menyebapkan menurunnya produksi hemoglobin
3. Kekurangan Vit E mengakibatkan integritas sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap tyerjadi nya Hemolisis( Pecahnya sel darah merah)Dan menyebapkan kadar Hemoglobin ikut berkurang
4.Vit B.6 sebagai faktor pembentukan hemoglobin Kekurangan Vit B.6 menyebapkan Kadar hemoglobin  dalamdarah akan berkurang
5. Protein adalah bahan dasar pembentukan Hemoglobin dan sel darah merah (sintesis ADN)
6. Vit B.12 dan Asam folat dibutuhkan untuk sintesis ADN dalam pembentukan Eritrosit
7. Eritroprotein yang merupakan hormon perangsang pembentukan ertrosit_ kadar oksigen di atmosfer yang rendah (pada dataran tinggi) menyebapkan pembentukan Eritroprotein meningkat sehingga kadar hemoglobin juga turut meningkat
Kadar hemoglobin dalam darah dapat diuji dengan :
1.Kertas talqis
2.Hemoglobin meter
3. menggunakan cara sahli

 Sampai disini  kajian tentang faktor yang mempengaruhi terbentuknya Hemoglobin dan penyebap kekurangan Hemoglobin... semoga dengan kajian yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi  diri saya sendiri m dan juga teman-teman yang sudah mengunjungi blog ini .. sekian...
BAKSOS ALUMNI SMANSA KENDARI

Pengambilan darah

para pendonor yang tlah mendonorkan darah

Rabu, 16 April 2014

Turun Temurunnya Golongan Darah ABO


Seperti juga antigen-antigen golongan darah lainnya, antigen A dan B adalah suatu pernyataan dari gene yang diturunkan dari generasi sebelumnya.

Jika terdapat suatu antigen, maka ini berasal dari gene yang diturunkan dari kedua orang tua dan selanjutnya gene ini pun akan diteruskan lagi kepada generasi-generasi penerusnya. Gen A,B dan O adalah aleles, yakni salah satu dari ketiga itu menduduki tempatnya pada salah satu pasang chromosom yang telah disediakan untuknya. Bila choromosom dari ayah membawa gene A, dari choromosom ibunya membawa gene B anaknya mempunyai genotype AB dan sel darah merahnya akan memiliki antigen A dan B, sehingga golongan darahnya menjadi AB.Orang-orang yang diturunkan dari gene O dari kedua orang tuanya genotypenya adalah OO dan goilongan darahnya menjadi O.Gene O adalah amorph; ia tak dapat membuat antigen yang dapat ditonjolkan.Sel golongan O tidak memiliki antigen A dan antigen B.Kalau gene O diturunkan bersama gene A maka antigen yang dapa ditonjolkan ialah A dan genotypenya AO.Bila keduanya membawa gene A maka antigen yang ditonjolkan adalah A dan genotypenya AA.Jadi baik yang genotypenya AO maupun AA keduanya adalah golongan darah A; dan dinyatakan bahwa keduanya mempunyai Phenotype A.Begitu juga hal ini terjadi pada golongan darah B.Maka bila genotypenya AO dinamakan Heterozygote dan AA dinamakan Homozygote.

Sebagai contoh dibawah ini tertera skema :
Contoh I. :           Ayah golongan A, genotypenya AO (heterozygote)
                                Ibu golongan B,genotypenya BO, maka anak-anaknya kemungkinan bergolongan :

BISA golongan AB, B, A, dan O

Contoh II. :          Ayah golongan A, genotypenya AA (Homozygote),
                                Ibu golongan B, genotypenya BB, maka anaknya kemungkinan bergolongan :

Bisa golongan AB saja


Phenotype/Ghenotype
                Sehubungan denga subgroup maka kemungkinan Phenotype/Ghenotype golonagan ABO terletak pada test serum yang dipakai dalam pemeriksaan ;
1. Dengan menggunakan testserum anti A dan anti B saja, dapat ditetapkan sbb:


Ket;
                +      = timbul agglutinasi
     -          = tidak agglutinasi
2. Dengan menggunakan test serum anti A, anti A1 dan anti B



Kepentingan Subgroup
                Subgroup A ialah :A1,A2,A3,A4 atau Ao
                Subgroup AB ialah : A1B,A2B,A3B,A4B
Secara prakteknya subgroup ini sering menimbulkan kesulitan-kesulitan.Antigen-antigennya begitu lemah sehingga sukar dikenal dan salah menetapkan golongan darahnya menjadi golongan O atau .B
                Ini berbahay kalau yang ditetapkan itu darah seorang donor. Antigen A2,A3, dan A4 reaksinya terhadap anti A sangat lemah,bahkan sering sekali negatif.Tetapi antigen-antigen ini sangat baik reaksinya terhadap anti A,B yang berasal dari serum golongan O
                Kadang-kadang kesulitan timbul karena didalam serum subgroup A2 dan A2B mengandung Anti A1. Zat anti ini dapat dibuktikan dalam reverse grouping.Anti A1 ini agaknya tidak menyebapkan reaksi-reaksi transfusi tetapi sangat mengganggu dalam pemeriksaan Compatibility  testing(Crossmatching) kalau donornya golongan A1 (A1B) untuk  penderita yang bergolongan A2 (A2B), 1 – 2% orang bergolongan A2 dalam serumnya mengandung anti A1,;zat anti bersifat natural antibody.Oleh karena itu dalam pemeriksaan golongan darah pemeriksaan terhadap anti A,B(serum O) ini tidak perlu dilaksanakan.

*= mikroskopis terlihat “ Mix-agglutinasi”

Peranan Gene H pada pembentukan antigen A dan antigen B
                Gene H mempunyai peranan penting bagi terbentuknya antigen –antigen A,B dan H terdapat pada semua orang dan ghenotypenya kebanyakan HH (Homozygote), yang diperoleh dari ibu dan bapak, Alleles H ialah h, dan gene h,ini sangat jarang diketemukan hanya terdapat pasa golongan darah yang dinamakan “Bombay Blood”, Bombay Blood ialah darah golongan O yang tidak memiliki antigen H
                Pewarisan gene-H ini terpisah dari pewarisan gene-A-B dan O .Namun antigen-antigen  A,B da H baik yang larut dalam air maupun yang tidak larut terbentuk dari bahan pokok yang sama (precursor), Bahan pokok ini terdiri dari persenyawaan zat-zat kimia;protein-protein dan lemak,dimanasejenis “gula” akan terikat kepadanya.Penambahan suatu jenis gula lain kepada bahan pokok itu akan menentukan pembentukan antigen baru.Jenis gula dan dimana gula itu terikat menentukan spesifitas antigen itu.Dibawah ini ditampilkan pembentukan antigen –antigen H, A, B dan lewis secara skematis dengan gambar sbb :


__
 Ket :
                Tampak pada gambar bahwa pengikatan L-Focose pada bahan pokok (precursor) membentuk antigen H. (gene H).
Pengiktan N-acetylgalactosamine pada gene-H akan membentuk antigen A.
Pengikatan D-galactose pada gene-H akan membentuk antigen B
Pada golongan darah O (kosong), tidak memiliki antigen A dan B, tetapi memiliki antigen H Dan sebenarnya golongan darah O itu menganduing antigen H.
Apabila L-Fucose tidak terikat pada D-galactose,tetapi terikat pada N-acsrtyglucosamine maka ia akan membentuk antigen lewis(le) (dr.Watkins. 1966).

Bombay Blood (Oh)
                Golongan darah jenis ini mula-mula hanya ditemukan pada sekelompok orang-orang Bombay di India. Bombay Oh ini berbeda dengan golongan darah O yang biasa karena ia tidak memilik antigen H.Pada golongan darah ABO antigen H selalu ada. Dan golongan darah Bombay Oh ini tidak ditemukan antigen-antigen A,B dan H. Sebaliknya dalam serum golongan dara Bombay Blood ini disamping diketemukan zat anti , anti A dan nti B,diketemukan juga zat anti,anti H sebagai zat anti alamiah.

Zat anti /Antibody.
                Hukum ... Lanjut Postingan Berikutnya.....
Salam Bloger...


Rabu, 09 April 2014

Anti-D Poliklonal dan Anti-D Monoklonalpenggunaanya dlm pembuatan CCC

   
 Dalam Transfusi darah, banyak dikenal berbagai macam antigen golongan darah yang dibagi dalam beberapa sistin golongan darah.dari banyaknya golongan darah,yan terpenting dan mempunyai arti klinis dalam transfusi darah adalah sistin golongan darah ABO,dan sistin Rhesus.Dalam sistim golongan Rhesus dikenal 5 macam antigen rhesus,yaitu CcDEe.Dari ke 5 antigen Rhesus yang sangat menonjol peranannya adalah antigen D.Seseorang dinyatakan Rhesus Positif atau Negatif berdasarkan ada atau tidak adanya antigen D dalam darah,setelah darah btersebut diperiksa Reagen Anti - D(anti Rhesus).
   Sebagaimana sistim golongan darah ABO,sstim golongan darah Rhesus juga mempunyai arti klinis, karena sistim golongan darah Rhesus mempunyai suhu reaksi yang baik pada suhu 37 derajat C,sama dengan suhu tubu manusia.jadi dalam transfusi darah,golongan darah Rhesus (D) harus diperiksa terhadap pasie maupun donor.disamping itu kegunaan lain daraih anti -D adalah sebagai bahan reagen dalam pembuatan Coombs Control Cells untuk pemeriksaan dengan cara Coombs Test dalam proses Crossmatching.
   Ada beberapa macam Anti - D untuk menentukan golongan darah Rhesus.Jenis anti tersebut al :
1. Anti - D Poliklonal
    Biasa disebut Anti -D Modified yang dalam pembuatannya membutuhkan bahan baku serum manusia yang mengandung anti-D.Anti -D Poliklonal ini biasanya memiliki titer komplit IgM yang tidak terlalu tinggi, Tetapi memiliki titer inkomplit IgG yang cukup tinggi, sehingga dalam pengunaanya sehari-hari dapat dipakai sebagai bahan pembuatan (CCC).
Tabel1 :
 Titer anti -D Poliklonal

2. Anti -D Monoklonal
    Anti-D yang diproduksi dengan cara ini hanya akan mempunyai satu spesifikasi saja yaitu IgG atau IgM secarah terpisah
gradasi/derajat agglutinasi terlihat pada tabel berikut :
Tabel II.


Anti -D Monoklonal  juga  terbagi lagi menjadi beberapa jenis antara lain :
a. Anti -D (Blend IgM + IgG)
    Dengan menggabungkan kedua jenis Immunoglobulin (IgG dan IgM) tersebut maka akan diperoleh anti-D yang kompleks,yang seolah olah seperti halnya anti-D Poliklonal yang memiliki kedua jenis Immunoglobulin IgM dan IgG.Karena titer IgM yang tinggi yang hampir menyamai titer IgG maka anti-D gabungan ini sulit untuk pembuatan (CCC)
Tabel 3 memperlihatkan Gradasi Agglutinasinya.:
Titer anti-D gabungan IgG + IgM
b. Anti _ (IgM)
  Dengan titer IgM yang cukup tinggi maka anti-D jenis ini cocok digunakan sehari-hari sebagai bahan pemeriksaan golongan darah Rhesus.
c. Anti-D (IgG)
Anti -D jenis ini hanay memiliki sata jenis Immunoglobulin (IgG) yang bersifat inkomplit dan cila direaksikan dengan antigen lain hanya sebatas reaksi sensitisasi(Coated) saja dan untuk melakukan reaksi agglutinasi harus dilanjutkan dengan Coombs test
   Dengan titer IgG yang cukup tinggi  maka anti sera ini cukub baik untuk digunakan dalam pembuatan Coombs Control Cells(CCC). Dengan  anti-D IgG Monoklonal ini juga harus dilakukan titrasi untuk menentukan nilai pengenceran yang optimal terhadap anti-D, agar nantinya didapat reaksi yang optimal yaitu 2+s
Berikut Tabelnya.:
.Berdasarkan pada contoh tabel diatas nilai pengenceran adalah 64 x, maka buatlah pengenceran langsung terhadap anti-D IgG,dengan perbandinagan 1 + 63 tetes salin ...


 selamat mencoba....

Minggu, 06 April 2014

SISTEM GOLONGAN DARAH ABO

              
  Golongan darah ditemukan oleh Dr.Karl Landsteiner pada tahun 1900, dan merupakan kunci bagi terlaksananya transfusi darah hingga sekarang Karl Landsteiner menemukan 2 macam antigen pada sel darah merah manusia, yang diberinama antigen A dan Antigen B, dari kedua macam antigen ini kemudian dapat ditetapkan bahwa golongan darah manusia dibagi menjadi 4 macam. Masing-masing golongan darah itu adalah : A, B, O dan AB
                Sebaliknya didalam serum/plasma darah manusia ditwmukan Juga 2 macam zat anti masing-masing anti B dan anti A, Antibody B merupakan lawan dari antigen B dan sebaliknya Antigen A, merupakan lawan dari zat anti A.jadi
Seseorang yang bergolongan darah A, pada sel darah merahnya ditemukan antigen A dan dalam plasmanya ditemukana zat anti B
Seseorang yang bergolongan darah B, pada sel darah merahnya ditemukan antigen B dan dalam plasmanya ditemukan zat anti A
Seseorang yang bergolongan darah O, pada sel darah merahnya tidak ditemukan antigen baik itu antigen A,maupun antigen B (kosong),tapi didalam plasmanya ditemukan 2 macam zat anti yaitu zat anti A dan zat anti B
Seserang yang bergolongan darah AB.pada sel darah merahnya ditemukan antigen A &B Tetapi didalam pasmanya tdak ditemukan zat anti baik itu zat anti A maupun zat anti B.
Berikut tabel golongan darah dasra penemuan Dr.Karl Landsteiner;

Gene/Antigen pada sel
Darah merah
Zat anti/Antibody
Dalam plasma
Golongan
darah
A
Anti B
A
B
Anti A
B
O
Anti A & B
O
AB
-
AB

                Golongan darah ABO ini berbeda dengan golongan darah yang lain, kecuali system Lewis. Antigen ABO dan lewis selain ditemukan pada permukaan luar kulit sel darah merah, ditemukan jugadidalam air liur dan cairan tubuh lainnya, antigen yang larut ini dinamakan substance.
Gen/Antigen : A (A1,A2), B, dan O,  ha
                Tlah diuraikan bahwa golongan darah ABO, ini ada 4 macam; A, B, AB dan O, penetapan ini berdasarkan ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B pada sel darah merah. Kedua macam antigen ini dibawah kontrol gen A dan gen B, dan allelomorpicnya.ketiga ialah gen O. Gen O bersifat amorph dan tidak mempengaruhi dasar-dasar pembentukan antigen. Substance dasarnya yang disebut antigen H, diperkirakan pembentukannya dibawah pengontrolan gen H yang tidak mempunyai hubungan dengan gen A dan gen B
                Antigen H berada pada semua sel darah merah (kecuali darah bombay) tetapi jumlah pembentukannya dipengaruhi oleh gen A dan gen B
                Golongan darah A dari subgroup A1 dan A2 dan golongan darah AB dengan subgroup A1B dan A2B. Gen A2 swnggup mempengaruhi pembentukan antigen H dari pada gen A1 kalau sel darah merah manusia direaksikan dengan anti H maka akan bereaksi dengan urutan kekuatan sbb; O>A2>A2B>B>A1B. Ini berarti bahwa golongan daraO mengandung banyak antigen H, kemudian golongan A2 dan selanjutnya makin sedikit.
Sangat jarang seseorang yang sel darah merahnya tidak beragglutinasi denga anti A, anti B, an anti H,kecuali “Darah Bombay”
                Antigen A, B, dan H dapat ditemukan didalam air liur (saliva) yang secrektor.kira-kira 80% dari manusia adalah secrector dan sisanya nonsecrector. Air liur orang yang bergolongan O kalau ia secrector akan mengandung substance H, yang bergolongan A, air liurnya akan mengandung substance H, dan A, yang bergolongan darah B, air liurnya mengandung substance H dan B. Berikut tabel nya;
Substance ABH dalam air liur orang yang sectector
Tidak termasuk darah Bombay
Golongan darah
Antigen air liur
(substance)
A
A dan H
B
B dan H
O
H
AB
A, B, dan H

Demikian dulu apa yang saya sampaikan pada artikel ini, semoga dengan artikel yang singkat ini para pembaca dapat menambah wawasan tentang awal mula ditemukannya golongan darah manusia. Dan postingan berikutnya saya kembali dengan judul artikel , TURUN TEMURUNNYA GOLONGAN DARAH, DARI KEDUA ORANG TUA..